Teringat dulu begitu mudahnya menyukai seseorang. Dalam
lauhul mahfudzNya tidak tercantum berjodoh dengannya. Lalu mencari, mencari dan
terus mencari. Berharap salah satu di antara kepala-kepala itu ada yang
tercantum dalam kitab takdirNya. Dan ketika Dia telah menunjuk sebuah nama. Begitu
sulitnya merengkuh wujud nyatanya. Onak duri masih menghalangi langkah ini. Badai
pun masih saja menerjang.
Malam ini baru ku sadari Ya Karim ketulusan dan arti cinta
yang sesungguhnya. Engkau telah membukakan hati dan fikiranku apa arti mencintai
dengan tulus ikhlas. Bukan sekedar dicintai dan mencintai, disukai ataupun
menyukai serta bukan pula sekedar rasa rindu dan benci belaka. Tapi bagaimana
mengatasi gangguan-gangguan ini bersama-sama, saling mendukung, mendoakan dan
menyemangati. Semua ini baru ku sadari setelah bertemu denganmu.
I’m so sorry, recently I always complain about my sickness. Actually,
you always guard and protect me every time. Although, we are separate by
distance between Kediri and Bekasi.
Di Malam Keenam Idul
Fitri, Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar